MUHASABAH DI PAGI 10 ZULHIJJAH
secara etimologi berasal dari kata bahasa Arab, yakni Qaraba, Yaqrabu, Quban wa qurbanan wa qirbananyang bermakna dekat. Jadi, qurban berarti mendekatkan diri kepada Allah Taala dengan mengerjakan sebahagian perintah-Nya. Qurban dalam pengertian sebenarnya diambil dari kata udhhiyah yakni bentuk jama’ dari kata ”dhahiyyah” yaitu sembelihan pada waktu dhuha tanggal 10 hb hingga 13 Dzulhijjah.
Dari sinilah muncul istilah ”Idul Adha”. Dengan demikian yang dimaksud dengan Qurban atau udhhiyah adalah penyembelihan haiwan dengan tujuan beribadah kepada Allah pada hari raya Idul Adha dan tiga hari Tasyriq, yaitu tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijjah.
Dalam sejarahnya, Qurban menurut firman Allah Taala dalam Q.S. Al Maidah : 27
”Ceritakanlah
kepada mereka kisah kedua putra Adam (Habil dan Qabil) menurut yang
sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan qurban, maka diterima dari
salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang
lain (Qabil). Ia berkata (Qabil): "Aku pasti membunuhmu!" Berkata Habil:
"Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang
bertakwa”. (Q.S. Al Maidah [5]: 27).
Dalam
kandungan ayat ini bahwa dalam berqurban dilampirkan keikhlasan dan
persembahan kepada Allah dan ketaqwaan kita kepada-Nya. Seperti,
dikisahkan pada era nabi Adam a.s.,ibadat qurban sudah diperkenalkan.
Beliau
mendapat perintah dari Allah agar kedua anaknya melakukan qurban.
Caranya dengan ”mempersembahkan” hasil bumi dan haiwan ternak. Kedua
anaknya, Qobil dan Habil segera memenuhi perintah tersebut. Habil ,
dengan sepenuh hati berqurban untuk mencari ridha Allah dengan
menyiapkan haiwan terbaiknya untuk qurban.
Sebaliknya,
Qabil, yang petani, melaksanakan perintah tersebut dengan tidak ikhlas
kerana Allah, ia merasa terpaksa. Ia berqurban dengan buah-buahan yang
busuk yang ia sendiri tidak menyukainya. Qurban Habil diterima oleh
Allah sedangkan qurban Qabil ditolak. Kisah tersebut dapat dijadikan
suri tauladan yang baik bagi kita semua.
Adapun makna qurban adalah sebagai berikut :
1. Merupakan pencerah jiwa kerana dengan berqurban berarti jiwa kita terhubung dengan ketaqwaan kepada Allah Taala;
2. Dapat memupuk keikhlasan, kejujuran dan kesabaran yang membimbing kita mencintai Allah dan akhirnya juga mencintai makhluk ciptaanNya.
3. Mempererat tali persaudaraan kepada sesama manusia serta sikap solidariti(kesatuan) yang tinggi; dan
4. Memperkuat keteguhan hati dan jiwa dalam diri kita.
2. Dapat memupuk keikhlasan, kejujuran dan kesabaran yang membimbing kita mencintai Allah dan akhirnya juga mencintai makhluk ciptaanNya.
3. Mempererat tali persaudaraan kepada sesama manusia serta sikap solidariti(kesatuan) yang tinggi; dan
4. Memperkuat keteguhan hati dan jiwa dalam diri kita.
Semua
makna qurban di atas harus dicermati dan diperhatikan baik-baik kerana
keikhlasan dan keseungguhan berqurban berarti pendekatan kita kepada
Allah SWT. Sikap iman dan taqwa juga meliputi itu semua. Kesedaran dalam
jiwa yang menumbuhkan sikap iman dan taqwa dalam diri kita dengan
makna-makna tersebut.
Hidup
di dunia merupakan rangkaian putaran kehidupan manusia yang panjang
yang bermula dari Allah (alam azali), lahir di dunia, meninggal dan
berada di alam kubur, dibangkitkan kembali dan perhitungan amal baik
serta jahat, kemudian hidup di akhirat, syurga atau neraka.
Ibadah
haji dan qurban sekali lagi mengingatkan kita terhadap kehidupan masa
lalu ( Adam, Qabil, Habil, Ibrahim, Sarah, Ismail) bagaimana mereka
berjuang dan berqurban untuk mendapatkan ridha Allah.
Ibadah
tersebut juga mengukuhkan semangat kita untuk merenungkan apa arti
qurban dan ibadah haji pada masa kini. Haji dan qurban adalah syariat
untuk pensucian jiwa, membersihkan kotoran yang ada pada hati kita,
sifat-sifat ananiyah atau egoisme dibersihkan melalui ibadah haji dan
menyembelih qurban.
Kita
tebar kepedulian sosial kita kepada sesama umat manusia melalui
pembahagian dagingqurban, dan persahabatan abadi kita jalin antara
sesama muslim sedunia melalui ibadah haji.
Juga
tujuan qurban adalah untuk menumbuhkan dan memantapkan rasa solidariti
sosial dengan sesama kaum muslimin sehingga diharapkan dapat
menjambatani kejurangan sosial antara yang mampu dengan tidak mampu,
apalagi dalam masa krisis ekonomi yang berkepanjangan seperti sekarang.
Ditambah
pula konflik yang terjadi di masyarakat seperti kezaliman di
Palestin,Gaza,Rohingya,Mesir,Pattani,Syria serta kebuluran yang menimpa
Afrika yang mana amat memerlukan bantuan kita sebagai sesama muslim.
serta untuk menguji apa dan siapa dan sebenarnya yang menjadi orientasi
atau tujuan hidup manusia, apakah harta atau kecintaan kepada anak
dibanding dengan kecintaan kepada Allah?
No comments:
Post a Comment